penggunaan bahan yang memanfaatkan sifat kimia adalah
1Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda Chemical Properties and Palatability of Chick Author: Inge Hermanto 58 downloads 160 Views 72KB Size
PengertianTimah, Jenis, Sifat, Manfaat, dan Rumusnya. Timah adalah unsur yang mungkin paling dikenal karena penggunaannya dalam kaleng yang bahkan sampai saat ini hampir selalu merupakan aluminium. Bahkan dalam sejarahnya kaleng-kaleng asli pertama kali diperkenalkan pada tahun 1800-an, kebanyakan terbuat dari baja, dilapisi dengan timah.
8 Sifat fisik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan perencanaan desain mesin grading dan proses pengupasan adalah . A. sifat permukaan B. tekstur C. kekerasan D. jawaban A, B, dan C benar 9) Sifat bahan hasil pertanian yang sangat menentukan dalam proses pengolahannya adalah . A. sifat fisik B. sifat kimia
Kimiaanalitik – Adalah bidang ilmu kimia yang mempelajari tentang sifat-sifat materi, bersama dengan komposisi zat dan bahan yang berbeda. Cabang kimia ini menggunakan metode kuantitatif untuk identifikasi sifat kimia dan fisik materi. Biokimia – Adalah cabang kimia yang berkaitan dengan studi tentang proses kimia yang terjadi dalam
Ahlikecantikan menambahkan bahwa asam ini juga memiliki sifat mencerahkan, jadi jika seseorang berurusan dengan hiperpigmentasi, asam ini juga bagus untuk mengobati perubahan warna. Seperti penggunaan AHA lainnya, potensi efek samping mandelic acid termasuk pembengkakan, kemerahan, dan gatal-gatal. Karena bahannya memang membuat
Site De Rencontre Pour Veuve Et Veuf. Sifat kimia pada hakekatnya menjadi sifat dasar yang dimiliki oleh semua materi. Oleh karena itulah, selain sifat kimia dalam materi tertentu juga memiliki sifat fisik. Semua sifat dari materi baik kimia maupun fisik bersifat kualitatif dan kuantitatif yang berarti tidak bisa diukur seperti warna, bau, dan jenis fasa, sedangkan kuantitatif berarti dapat diukur seperti luas, volume, dan berat. Sifat kimiawi tidak dapat ditentukan secara kasat mata atau hanya dengan melihat saja sebagimana dalam kehidupan sehari-hari, namun diperlukan mempelajari struktur internal dari suatu zat untuk menentukan bagaimana sifat penerapan kimia materi tersebut. Kita sebagai manusia hidup dikelilingi oleh berbagai materi setiap hari, apapun yang kita gunakan dan berhubungan dengan bentuk dari materi. Materi kimia disini dapatlah didefinisikan sebagai sesuatu yang menempati ruang tertentu dan tersusun atas partikel kecil yang disebut dengan atom dan setiap materi pasti memiliki volume dan massa. Disisi lainnya, terdapat berbagai jenis materi dapat dibedakan dengan berbagai parameter. Salah satunya yaitu berdasarkan sifatnya. Adapun berdasarkan sifatnya, materi dibedakan dengan mengacu pada sesuatu yang dimiliki oleh materi tersebut. Sifat-sifat materi ini pada umumnya juga dibedakan menjadi dua, yaitu sifat kimia dan sifat fisik. Pengertian Sifat Kimia Sifat kimia adalah karakteristik yang dianggap sebagai perilaku zat yang dapat diamati ketika zat tersebut mengalami perubahan secara kimia yang dapat terlihat selama terjadinya reaksi kimia karena susunan atom dalam sampel akan berubah dan dapat diselidiki. Hal tersebut tentusaja berbeda dengan sifat fisik yang merupakan karakteristik yang dapat diamati dan diukur tanpa mengubah struktur kimia dari sampel. Bahkan supaya sifat kimia tanah dapat diamati dan diukur diharuskan terjadi perubahan kimia tertentu. Kegunaan Sifat Kimia dan Fungsinya Berikut ini beberapa kegunaan dari mengetahui sifat kimia suatu bahan, antara lain; Mengklasifikasikan zat tersebut Mengidentifikasi suatu sampel yang tidak diketahui Untuk memurnikan suatu zat dari pengotornya Memisahkan suatu zat dari zat lain Untuk memprediksi perilaku dari zat tersebut Untuk mengetahui bagaimana penggunaan dan perlakuan terhadap zat tersebut Jenis Sifat Kimia Jenis Sifat Kimia Adapun berdasarkan sifatnya, untuk perubahan dalam macam sifat kimia dan sifat fisika terbagi menjadi dua bentuk. Yaitu; Sifat Fisik Sifat fisik suatu materi dapat diamati tanpa mengubah komposisi dari suatu materi, sama halnya seperti perubahan fisik yang dapat terjadi tanpa perubahan komposisi atau struktur dari suatu materi. Sifat ini digunakan untuk mengamati dan menggambarkan suatu materi dengan berbagai parameter. Sifat Kimia Sifat kimia dari materi dapat menggambarkan potensinya atau kemungkinan yang akan terjadi ketika materi tersebut mengalami perubahan atau reaksi kimia berdasarkan struktur dan komposisinya. Untuk mendefinisikan sifat kimia dari materi maka diperlukan suatu perubahan kimia untuk melihat pengaruhnya ketika terjadi perubahan tersebut. Sebagai contohnya prihal ini adanya ikatan hidrogen dapat menyala dan meledak pada kondisi tertentu yang merupakan perubahan kimia. Contoh lain yaitu seng yang bercampur dengan asam klorida dapat saling bereaksi dan menghasilkan gas hidrogen, itu juga merupakan salah satu perubahan kimia. Contoh Sifat Kimia Berikut beberapa contoh sifat kimia yang sering digunakan sebagai parameter oleh para ahli kimia, antara lain; Toksisitas Toksisitas adalah salah satu contoh dari sifat kimia. Toksisitas sendiri merupakan ukuran seberapa bahaya zat kimia tersebut bagi kesehatan manusia atau untuk lingkungan. Anda tidak dapat mengetahui seberapa beracun zat dengan hanya melihatnya saja karena beberapa zat akan menimbulkan efek toksik atau racun yang tinggi hanya pada kondisi tertentu. Oleh karena itu untuk mengetahui sifat toksisitas suatu bahan biasanya dilakukan percobaan terlebih dahulu terhadap suatu sistem. Dalam bahan kimia, pada umumnya sifat toksisitas ini sudah terlampir sehingga kita dapat mengetahui cara perlakuan terhadap zat tersebut untuk mencegah efek racunnya. Ketahanan Bakar Ketahanan bakar adalah ukuran sebarapa suatu bahan dapat tahan terhadap api sebelum bahan tersebut terbakar atau dengan kata lain seberapa baik bahan tersebut mempertahankan diri dari reaksi pembakaran. Sifat ketahanan bakar ini sangat diperlukan karena terkadang para ahli menggunakan definisi bahan kimia untuk mengalami kontak dengan api sehingga jika bahan itu tidak tahan bakar maka dapat menyala dan menimbulkan bahaya. Bahkan terdapat bahan kimia yang harus disimpan dalam suhu rendah karena pada suhu ruangan dapat terbakar. Stabilitas Kimia Stabilitas kimia atau stabilitas termodinamika terkait dengan reaktivitas suatu zat, atau stabilitas berbanding terbalik dengan reaktivitas. Ketika stabilitas bahan kimia itu tinggi, maka zat kimia tersebut tidak mudah bereaksi atau reaktivitasnya rendah. Artinya yaitu bahan kimia tersebut dapat mempertahankan kondisinya dengan baik terhadap lingkungannya. Ini merupakan sifat materi yang ditentukan oleh kondisi spesifiknya sehingga tidak dapat diamati tanpa melakukan eksperimen. Kemampuan Oksidasi Suatu bahan dapat mengalami oksidasi dengan mengikat oksigen, kehilangan hidrogen ataupun dengan kehilangan elektronnya. Ketika hal itu terjadi, maka dikatakan zat tersebut mengalami reaksi oksidasi dengan terjadinya arti perubahan kimia di dalamnya. Kelarutan Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat untuk terdistribusi atau larut dalam suatu jenis pelarut. Pada umumnya pelarut yang dimaksud secara luas yaitu air yang merupakan pelarut polar. Namun ada juga jenis kelarutan yang secara spesifik menyebutkan jenis pelarutnya misalnya kelarutan dalam pelarut eter dan lain sebagainya. Kelarutan ini berguna ketika kita akan mereaksikan suatu zat dan membutuhkan jenis pelarut yang mampu mengurai zat tersebut. Pada umumnya, kelarutan suatu zat ini sesuai jenis kepolarannya yaitu suatu zat yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar dan sebaliknya zat yang bersifat non-polar akan mudah larut dalam pelarut non-polar. Panas Pembakaran Reaksi pembakaran yang melibatkan oksigen akan melepaskan energi sebagai suatu panas. Panas yang dilepas dari hasil reaksi pembakaran tersebut dikenal dengan panas pembakaran. Ketika suatu zat mengalami reaksi pembakaran dengan oksigen, bahan yang memiliki panas pembakaran berbeda menentukan seberapa energi yang dilepaskan dari pembakaran tersebut. Kesimpulan Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa memahami sifat kimia suatu zat dapat membantu dalam proses pemurnian, pemisahan, dan identifikasi sampel yang tidak diketahui. Sehingga prihal ini perubahan kimia selalu menghasilkan satu atau lebih jenis zat yang berbeda dari zat yang ada sebelumnya. Sebagai contoh pembentukan karat pada besi adalah suatu perubahan kimia karena karat terbentuk oleh reaksi dari besi, sifat oksigen dan air yang menghasilkan zat yang berbeda karat. Berdasarkan perubahan tersebut maka besi dikatakan memiliki sifat mudah berkarat jika terkena oksigen dan air. Semua zat yang memiliki sifat kimia yang berbeda dapat mengalami perubahan kimia sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Dan sejatinya masih sangat banyak contoh dan jenis dari sifat kimia itu sendiri. Pada umumnya, sifat kimia didasarkan pada kebutuhan dimana bahan tersebut akan digunakan sehingga hanya dicantumkan sifat yang diperlukan saja. Dengan mengetahui sifat kimia, maka kita dapat mengetahui perilaku dan karakteristik suatu zat sehingga kita bisa memprediksi gejala apa yang akan terjadi ketika kita memperlakukan zat tersebut. Bahkan berdasarkan perubahan kimia tersebut, maka kita dapat mendefinisikan bagaimana sifat kimia dari materi tersebut. Perubahan satu jenis materi menjadi bentuk lain yang berbeda atau ketidakmampuan suatu materi untuk berubah merupakan suatu sifat kimia yang dimiliki oleh materi itu. Contoh dari parameter sifat kimia yaitu seperti sifat ketahanan bakar, toksisitas, keasaman, reaktivitas, panas pembakaran, dan lain-lain. Disisi lainnya, oara ahli kimia telah memanfaatkan adanya sifat kimia untuk memprediksi bagaimana partisipasi sampel atau zat tersebut dalam suatu reaksi kimia. Sifat kimia juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan senyawa dan menemukan aplikasi untuk senyawa tersebut sehingga lebih bermanfaat. Demikian artikel tentang pengertian sifat kimia, kegunaan, jenis, dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Partikel adalah bagian bnda yang sangat kecil, seperti atom, ion, atau molekul. Atom-atom tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berkaita secara kimia membentuk suatu molekul. Atom juga dapat membentuk ion, baik ion positif maupun ion negatif.
Sifat kimia adalah karakteristik zat yang dapat diamati ketika berpartisipasi dalam makna reaksi kimia. Contoh sifat kimia termasuk mudah terbakar, toksisitas, stabilitas kimia, dan panas pembakaran. Sifat kimia ini sendiri kerapkali dipergunakan untuk membuat klasifikasi penerapan kimia, khususnya dalam label pada wadah dan area penyimpanan. Hal yang perlu kita ingat, yaitu perubahan kimia harus terjadi agar sifat kimia dapat diamati dan diukur. Misalnya, besi teroksidasi dan menjadi karat. Dimana untuk karat bukan sifat yang dapat dijelaskan berdasarkan analisis elemen murni. Sifat kimia sangat menarik bagi ilmu material. Karakteristik ini membantu para ilmuwan mengklasifikasikan sampel, mengidentifikasi bahan yang tidak diketahui, dan memurnikan zat. Sifat kimia adalah salah satu sifat material yang menjadi jelas selama, atau setelah, reaksi kimia; yaitu, kualitas apa pun yang dapat ditetapkan hanya dengan mengubah identitas kimia suatu zat. Sederhananya, sifat kimia tidak dapat ditentukan hanya dengan melihat atau menyentuh zat; struktur internal zat harus sangat terpengaruh agar sifat kimianya diselidiki. Ketika suatu zat mengalami reaksi kimia, sifat-sifatnya akan berubah secara drastis, menghasilkan perubahan kimia. Sifat kimia dapat dikontraskan dengan sifat fisik, yang dapat dilihat tanpa mengubah struktur zat. Namun, untuk banyak sifat dalam lingkup kimia fisik, dan disiplin ilmu lain pada batas antara kimia dan fisika, perbedaannya mungkin adalah masalah perspektif peneliti. Sifat material, baik fisik maupun kimia, dapat dipandang sebagai supervenient; yaitu, sekunder dari realitas yang mendasarinya. Mengetahui sifat tertentu dari suatu zat membantu ahli kimia membuat prediksi tentang jenis reaksi yang diharapkan. Karena sifat kimia tidak mudah terlihat, mereka dimasukkan dalam label untuk wadah kimia. Label bahaya berdasarkan sifat kimia harus ditempelkan pada wadah, sementara dokumentasi lengkap harus dijaga agar mudah dirujuk. Pengertian Sifat Kimia Sifat kimia dapat didefinisikan sebagai karakteristik atau perilaku suatu zat yang dapat diamati ketika zat tersebut mengalami perubahan secara kimia. Perubahan kimia adalah jenis perubahan yang juga mengubah identitas suatu zat karena kerusakan dan pembentukan ikatan kimia baru. Perubahan kimia dan sifat-sifat kimia yang dapat dihasilkan terkait langsung dengan sifat fisik suatu zat. Beberapa sifat fisik yang umum adalah bau, kepadatan, titik leleh dan titik didih. Pengertian Sifat Kimia Menurut Para Ahli Adapun definisi sifat kimia menurut para ahli, antara lain Your Dictionary Sifat kimia adalah karakteristik dari suatu bahan yang menjadi jelas ketika bahan tersebut mengalami reaksi kimia atau perubahan kimia. Orang tidak dapat mengamati sifat kimia hanya dengan melihat atau menyentuh sampel bahan; struktur material yang sebenarnya harus diubah agar orang dapat mengamati sifat kimianya. Thought Sifat kimia adalah karakteristik atau sifat suatu zat yang dapat diamati ketika mengalami perubahan atau reaksi kimia. Sifat-sifat kimia terlihat selama atau mengikuti reaksi karena pengaturan atom dalam sampel harus terganggu untuk properti yang akan diselidiki. Ini berbeda dari sifat fisik, yang merupakan karakteristik yang dapat diamati dan diukur tanpa mengubah identitas kimia spesimen. Contoh Sifat Kimia Berikut ini beberapa contoh sifat kimia suatu zat, antara lain Kemudahan terbakar Flammability Seberapa mudah suatu zat akan terbakar adalah sifat kimia karena kita tidak dapat mengetahuinya hanya dengan melihat seberapa mudahnya akan terbakar. Pengujian kebakaran dilakukan untuk menentukan seberapa sulit atau mudahnya mendapatkan bahan tertentu untuk dibakar. Contoh zat-zat yang mudah terbakar yaitu fosfor putih, hidrida, asetilen, CaC2, Ca3P2, eter, alkohol, aseton, benzena, logam natrium. Toksisitas Toxicity Seberapa besar suatu zat dapat merusak binatang, tumbuhan, sel, organ, atau organisme lain adalah toksisitasnya. Bahan dengan sifat kimia toksisitas meliputi timbal, gas klor, asam hidrofluorat, dan merkuri. Toksisitas diukur dengan cara bagaimana timbal, gas klor, merkuri, atau zat lain mempengaruhi organisme – pada dasarnya yang diukur adalah seberapa banyak kerusakan yang terjadi pada organisme dan seberapa cepat kerusakan itu terjadi. Misalnya, timbal adalah zat beracun yang dapat merusak berbagai bagian tubuh manusia, termasuk tulang, jantung, ginjal, usus, dan sistem saraf dan reproduksi. Kemampuan untuk mengoksidasi Setiap elemen memiliki set keadaan oksidasi atau bilangan oksidasi. Ini adalah ukuran dari hilangnya elektron atau oksidasi atom dalam suatu senyawa. Meskipun bilangan bulat misalnya, -1, 0, 2 digunakan untuk menggambarkan keadaan oksidasi, level sebenarnya dari oksidasi lebih rumit. Karena oksidasi tidak dapat diketahui sampai suatu unsur berpartisipasi dalam reaksi kimia untuk membentuk ikatan. Contohnya adalah karat. Seiring waktu, besi dan baja yang terbuat dari besi akan berkarat. Namun, mereka akan berkarat lebih cepat jika dikombinasikan dengan oksigen murni. Contoh lain dari oksidasi termasuk cara apel berubah warna menjadi coklat setelah dipotong. Radioaktivitas Radioactivity Radioaktivitas adalah pancaran radiasi secara spontan. Ini dilakukan oleh inti atom yang, karena alasan tertentu, tidak stabil; ia “ingin” melepaskan energi untuk beralih ke konfigurasi yang lebih stabil. Selama paruh pertama abad kedua puluh, banyak fisika modern dikhususkan untuk mengeksplorasi mengapa ini terjadi, dengan hasil bahwa peluruhan nuklir dipahami dengan baik pada tahun 1960. Emisi radiasi dari atom dengan inti yang tidak stabil, adalah sifat kimia. Pada tabel periodik unsur, unsur-unsur yang tidak memiliki isotop stabil dianggap radioaktif. Beberapa unsur radioaktif adalah hidrogen, berilium, karbon, kalsium, kobalt, seng dan besi. Stabilitas kimia Sifat kimia ini dalam lingkungan tertentu, juga disebut stabilitas termodinamika sistem kimia, mengacu pada stabilitas yang terjadi ketika sistem kimia berada dalam keadaan energi terendah – keadaan keseimbangan kimia, atau keseimbangan, dengan lingkungannya. Keseimbangan ini akan bertahan tanpa batas waktu kecuali terjadi sesuatu untuk mengubah sistem. Stabilitas kimia terkait dengan reaktivitas kimia. Sementara stabilitas kimia berkaitan dengan serangkaian keadaan tertentu, reaktivitas adalah ukuran seberapa besar kemungkinan sampel untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia dalam berbagai kondisi dan seberapa cepat reaksi dapat dilanjutkan. Kelarutan Solubility Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam zat lain. Ini adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat dilarutkan dalam pelarut pada kesetimbangan, yang menghasilkan larutan jenuh. Ketika kondisi tertentu terpenuhi, zat terlarut tambahan dapat dilarutkan di luar titik kelarutan kesetimbangan, yang menghasilkan solusi jenuh. Di luar kejenuhan, menambahkan lebih banyak zat terlarut tidak meningkatkan konsentrasi larutan. Sebaliknya, zat terlarut berlebih mulai mengendap dari larutan. Dalam kasus yang umum, zat terlarut adalah padatan Misalnya, Gula, garam dan pelarut adalah cairan mis., Air, kloroform, tetapi zat terlarut atau pelarut dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Pelarut bisa berupa zat murni atau campuran. Elektronegativitas Elektronegativitas adalah sifat dari atom yang meningkat dengan kecenderungannya untuk menarik elektron dari suatu ikatan. Jika dua atom terikat memiliki nilai keelektronegatifan yang sama satu sama lain, mereka berbagi elektron secara merata dalam ikatan kovalen. Biasanya, elektron dalam ikatan kimia lebih tertarik pada satu atom yang lebih elektronegatif daripada yang lain. Ini menghasilkan ikatan kovalen polar. Jika nilai keelektronegatifan sangat berbeda, elektron tidak akan dibagikan sama sekali. Satu atom pada dasarnya mengambil elektron ikatan dari atom lainnya, membentuk ikatan ion. Contohnya yaitu atom klor memiliki elektronegativitas yang lebih tinggi daripada atom hidrogen, sehingga elektron ikatan akan lebih dekat ke Cl daripada ke H dalam molekul HCl. Dalam molekul O2, kedua atom memiliki elektronegativitas yang sama. Elektron dalam ikatan kovalen dibagi rata antara dua atom oksigen. Pembentukan Entalpi Standar Formasi entalpi standar mengacu pada perubahan entalpi ketika satu mol senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya. Perubahan entalpi yang menyertai pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya, dengan semua zat dalam keadaan standarnya; juga disebut ” formasi panas standar.” Dalam kimia, keadaan standar suatu zat, baik itu zat murni, campuran, atau larutan, merupakan titik referensi yang digunakan untuk menghitung sifat-sifatnya dalam kondisi yang berbeda. Pada prinsipnya, pilihan keadaan standar adalah arbitrer, meskipun Uni Internasional Kimia Murni dan Terapan IUPAC merekomendasikan satu set keadaan standar untuk penggunaan umum. Tekanan standar 1 bar 101,3 kilopascal telah diterima. Panas dari Pembakaran Heat of Combustion Nilai kalor atau nilai energi suatu zat, biasanya bahan bakar atau makanan adalah jumlah panas yang dilepaskan selama pembakaran sejumlah tertentu. Nilai kalor adalah energi total yang dilepaskan sebagai panas ketika suatu zat mengalami pembakaran sempurna dengan oksigen dalam kondisi standar. Reaksi kimia biasanya berupa arti hidrokarbon atau molekul organik lainnya yang bereaksi dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dan air dan melepaskan panas. Itu dapat dinyatakan dengan jumlah energi / mol bahan bakar; energi / massa bahan bakar; energi / volume bahan bakar. Ada dua jenis panas pembakaran, yang dinamakan nilai pemanasan lebih tinggi dan lebih rendah, tergantung pada seberapa banyak produk dibiarkan dingin dan apakah senyawa seperti H2O dibiarkan mengembun. Nilai-nilai diukur secara konvensional dengan kalorimeter bom. Bilangan Koordinasi Coordination Number Dalam kimia, kristalografi, dan ilmu material, bilangan koordinasi, juga disebut ligancy, dari pusat atom dalam molekul atau kristal adalah jumlah atom, molekul atau ion yang terikat padanya. Ion / molekul / atom yang mengelilingi ion pusat/molekul/atom disebut ligan. Jumlah ini ditentukan agak berbeda untuk molekul daripada untuk kristal. Untuk molekul dan ion poliatomik, bilangan koordinasi suatu atom ditentukan hanya dengan menghitung atom-atom lain yang terikatnya dengan ikatan tunggal atau ganda. Sebagai contoh, [Cr NH3 2Cl2Br2] – memiliki kation pusat Cr3 +, yang memiliki bilangan koordinasi 6 dan digambarkan sebagai hexacoordinate. Itulah tadi serangkain penjelasan serta pengulasan secara lengkap kepada segenap pembaca terkait dengan beragam contoh-contoh sifat kimia dan penjelasannya. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.
Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Keberadaannya sangat dekat mulai dari makanan yang dikonsumsi, dan bahan-bahan lainnya yang digunakan pada sehari-hari. Stigma yang hadir pada masyarakat kita menganggap bahwa bahan kimia itu berbahaya atau berdampak buruk bagi kita. Walaupun sebenarnya tidak semua bahan kimia bersifat seperti itu. Setiap bahan dalam penerapan kimia memiliki karakteristik khusus dan manfaat yang berbeda-beda, maka penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan memerhatikan keselamatan. Bahan kimia biasanya digunakan pada laboratorium dengan mereaksikan bahan-bahan tertentu melalui pencampuran dan proses lainnya. Hal ini menandakan bahwa dalam proses yang berkaitan dengan bahan kimia terdapat SOP tersendiri dan harus mengikuti tata aturan agar tetap aman. Bahan kimia adalah sebagai zat murni atau berupa campuran yang terdiri dari berbagai macam elemen kimiawi. Misalnya pada air yang termasuk ke dalam bahan kimia murni bersifat homogen karena hanya tersusun dari molekul H2O. Air adalah bahan yang dibutuhkan dan sering digunakan dalam kehidupan kita, maka dari fakta ini dapat diketahui bahwa bahan-bahan kimia lekat dalam keseharian manusia. Sifat Bahan Kimia Sifat bahan kimia dari golongan bahan berbahaya dan beracun. Antara lain; Korosif Sifat pertama dari bahankimia yaitu korosif, sifat ini mampu bereaksi dan menyebabkan kerusakan pada benda-benda. Bahan kimia yang bersifat korosif juga terknal dapat merusak ikatan logam. Cukup banyak bahan kimia yang memiliki sifat ini diantaranya asam klorida, asam sitrat, asam sulfat, asam nitrat, amonium hidroksida, kalium hidroksida, fenol, belerang dioksida, dan klor. Sifat korosif dapat merusak karena menyebabkan pengaratan atau pengikisan pada benda. Mudah Terbakar Flammable A adalah sebutan bagi simbul bahan kimia yang bersifat mudah terbakar. Bahan ini bersifat mudah bereaksi dengan oksigen, akibatnya yaitu mudah untuk terbakar. Reaksi kebakaran yang terjadi pada benda juga berisiko menimbulkan ledakan. Beberapa bahan cair memiliki ciri berupa titik nyala yang berkisar antara 21 hingga 55 celcius berarti mudah terbakar. Sementara bahan dengan titik nyala 20 hingga 21 celcius bersifat sangat mudah terbakar. Bahan berbentuk gas juga mudah terbakar pada titik didih kurang dari 200 C dengan tekanan 1 atm. Bahan-bahan kimia yang memiliki sifat mudah terbakar yaitu asetilen, eter, alkohol, benzena, aseton, al alkil fosfor, hidrida, fosfor putih, dan logam natrium. Mudah Meledak Sifat bahan kimia selanjutnya yaitu mudah meledak atau explosive, biasanya terdiri dari sebuah zat yang memiliki fase padat atau cair, atau campuran antara keduanya. Definisi reaksi kimia antara campuran keduanya atau bahan dengan salah satu zat saja dapat menghasilkan gas dengan jumlah dan tekanan yang besar. Hal ini menyebabkan suhu yang tinggi dan dapat merusak sekeliling ledakan. Bahan kimia yang memiliki sifat mudah meledak sangat peka terhadap panas, selain itu juga peka terhadap tumbukan atau gesekan. Contoh bahannya yaitu dinamit, 2,4 dinitrotoluena, dan lain-lain. Beracun Sifat bahan kimia yang berbahaya yaitu beracunbagi tubuh. Beberapa bahan dapat menyebabkan kesehatan manusia terancam hingga menyebabkan kematian. Bahan yang beracun ini dapat bereaksi ketika terserap melalui kulit ataupun tertelan melalui saluran pernapasan. Contoh bahan-bahan kimia yang memiliki sifat beracun jika masuk ke dalam tubuh diantarnya yaitu kalium sianida, hidrogen sulfida, merkuri klorida, arsen triklorida, dan metanol. Berbahaya Sifat lain dari bahan kimia yaitu harmfull atau berbahaya, bahan ini dapat berupa cairan, padatan atau gas. Jenis apapun jika kontak langsung dengan alat pernapasan atau mulut dapat mengakibatkan penyakit karena membahayakan tubuh. Beberapa contoh bahan kimia yang berbahaya antara lain yaitu glikol, etilen, dikrolometan, dan piridyn. Oksidator Bahan-bahan kimia oksidator memiliki sifat yang berkebalikan dengan bahan kimia flammable A. Artinya bahan ini tidak mudah terbakar, walaupun demikian bahan kimia oksidator dapat menghasilkan sifat oksigen. Bahan oksidator hanya memiliki kemungkinan kecil saja untuk terbakar. Berikut ini adalah contoh dari bahan kimia yang bersifat oksidator antara lain kalium klorat, asam nitrat, hidrogen peroksida, dan amonoium nitrat. Gas Bertekanan Bahan dengan fase gas yang bertekanan dikenal juga sebagai compressed gases. Gas bertekanan ini bisa berupa gas cair atau bahan gas yang dilarutkan pada sebuah pelarut, gas inilah yang berada tepat dibawah tekanannya sendiri. Salah satu gas yang bertekanan yaitu gas pada jalur perpipaan. Berbahaya untuk Lingkungan Diantara banyaknya bahan kimia, beberapa bahan memiliki sifat yang berbahaya bagi lingkungan. Dampak dari bahan kimia ini dapat dilihat dengan kematian dari organisme yang hidup pada suatu ekosistem, misalnya di perairan ikan-ikan mati. Selain itu, bahan kimia yang berbahaya bagi llingkungan juga merusak lapisan ozon yang letaknya jauh dari bumi, hal ini disebabkan bahan-bahan ini bersifat persisten di lingkungan. Berbahayanya bahan kimia bagi lingkungan tidak terlepas dari aktivitas manusia. Beberapa contoh dari jenis bahan kimianya yaitu klorofluorokarbon atau CF, PCBs, tributil timah klorida, petroleum benzene, dan tetraklorometan. Karsinogenik Sifat bahan kimia selanjutnya yaitu karsinogenik yang merupakan sebutan bagi bahan yang dapat menyebabkan penyakit cukup parah seperti kanker. Selain kanker, paparan bahan yang bersifat karsinogenik dalam jangka pendek, menengah, atau bahkan panjang dan berulang dapat menyebabkan mutagenik, teratogenik, dan toksisitas padrgan spesifik misalnya saluran pernapasan dan sistem reproduksi. Bahan kimia yang bersifat karsinogenik dapat berasal dari makanan, paparan alat bahan, dan lain-lain. Contoh bahan kimia yang bersifat karsinogenik yaitu asbestos, benzidin, nikel, vinyl klorida, benzena, naftilamin, roaccutane, dan warfarin. Iritasi Sifat bahan kimia yang terakhir adalah iritasi atau menyebabkan iritasi. Bahan ini dapat berupa wujud cair maupun padat. Umumnya organ yang merasakan dampak dari bahan kimia iritasi adalah kulit dan selaput lendir. Bahan kimia ini berbahaya karena dapat mengganggu kesehatan seperti menyebabkan peradangan. Selain peradangan gejala lain akibat bahan iritan ini dapat berupa gatal-gatal, luka, dan sensitisasi menjadi sangat peka terhadap bahan kimia. Beberapa contoh dari bahan kimia penyebab iritasi biasa ditemukan pada laboratorium seperti zat asam dan basa encer. Selain itu, bahan kimia lain yang bersifat iritasi diantaranya benzyl klorida, isopropilamina, amonia, dan kalsium klorida. Penggolongan Sifat Bahan Kimia Sifat-sifat bahan kimia dikelompokkan menjadi beberapa jenis bahan serta dua indikator lain yaitu; Menurut dua indikator tersebut, sifat-sifat bahan kimia dibagi menjadi dua macam, bahan kimia non B3 yaitu singkatan dari bahan tidak berbahaya dan tidak beracun. Sifat lainnya yaitu B3 yang berarti bahan berbahaya dan beracun. Pembagian tersebut diantaranya; Mudah meledak Mudah terbakar Iritan Karsinogenik Beracun Bertekanan Oksidator Reaktif terhadap asam Reaktif terhadap basa Kesimpulan Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa bahan-bahan kimia tidak dapat dicampur dan digunakan secara asal, karena masing-masing bahan tergolong berdasarka sifat yang berbahaya dan tidak berbahaya. Sementara itu kebanyakan diantaranya bersifat berbahaya dan beracun, maka untuk dapat mengenalnya terdapat simbol-simbol bahan sesuai sifat bahan kimia yang lengkap dengan cara penanganannya. Mempelajari bahan kimia harus diawali dengan mengetahui sifat dan ciri-ciri dari setiap bahannya. Kegunaan dari mempelajarinya bukan hanya menambah wawasan, melainya berguna bagi keamanan dasar bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar sebelum menggunakan bahan kimia. Karena dalam laboratorium bahan kimia harus dianggap sebagai bahan yang berbahaya dan beracun agar selalu hati-hati dalam pemakaiannya. Oleh karena itu pula setiap bahan memerlukan perlakuan khusus. Mengetahui setiap karakteristik dari bahan kimia akan memudahkan kita dalam menggunakan dan mengurangi risiko bahaya akibat salah langkah dalam praktiknya. Sebagai pengetahuan dasar, sifat-sifat bahan kimia seringkali digambarkan dengan simbol yang mudah dimengerti oleh setiap orang. Setiap simbol mampu menjelaskan secara singkat mengenai sifat dasar bahan kimia yang perlu untuk diwaspadai penggunaannya. Misalnya simbol dengan gambar api menyiratkan bahan kimia yang memiliki sifat mudah terbakar. Contoh lainnya yaitu gambar tengkorak sebagai tanda dari sifat bahan yang beracun. Itulah tadi artikel yang bisa kami selesaikan pada segenap pembaca berkenaan dengan sifat-sifat yang ada dalam berbagai jenis bahan kimia dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi wawasan bagi kalian yang sedang membutuhkannya.
JawabanHelium digunakan sebagai pengisi balon udara karena massanya ringanPagar besi dicat agar tidak mudah berkarat sehingga awetAlumunium digunakan sebagai alat memasak karena cepat panasTembaga dipilih sebagai kawat penghantar karena mudah menghantar listrikSemua jawaban benarJawaban B. Pagar besi dicat agar tidak mudah berkarat sehingga awetDilansir dari Ensiklopedia, penggunaan bahan yang memanfaatkan sifat kimia adalah pagar besi dicat agar tidak mudah berkarat sehingga a Reply
penggunaan bahan yang memanfaatkan sifat kimia adalah